Minggu, 30 Mei 2010

Enkopresis

Enkopresis berasal dari bahasa Yunani en- dan kopros, yang artinya “feses”. Enkopresis adalah kurangnya kontrol terhadap keinginan buang air besar yang bukan disebabkan oleh masalah organik. Anak harus memiliki usia kronologis minimal 4 tahun, atau pada anak- anak dengan perkemabangan yang lambat, usia mentalnya minimal 4 tahun (APA, 2000). Sekitar 1% dari anak- anak usia 5 tahun mengalami enkopresis. Seperti halnya enuresis, gangguan ini lebih umum terjadi pada anak laki- laki. Enkopresis jarang terjadi pada remaja usia pertengahan kecuali mereka yang mengalami retardasi mental yang parah atau intens. Soiling (mengotori) dapat dilakukan secara sengaja maupun tidak dan bukan disebabkan oleh masalah organik, kecuali pada kasus dengan konstipasi (APA, 2000). Faktor- faktor predisposisi yang mungkin di antaranya adalah toilet training yang tidak konsisten atau tidak lengkap dan sumber stresspsikologis, seperti kelahiran saudara sekandung atau mulai bersekolah.

Yang perlu diketahui juga, kejadian encopresis tak berkaitan sama sekali dengan faktor genetik, status sosial, atau status ekonomi. Jadi, siapa pun bisa mengalaminya. Pada beberapa kasus, encopresis dialami oleh anak yang hiperaktif dan ADHD.

Ada 2 klasifikasi mengapa anak mengalami encopresis. Pertama, anak belum pernah dilatih toilet training. Jadi, otomatis dia selalu BAB di celana. Kedua, anak pernah dilatih toilet training dan bisa menerapkannya. Namun, karena kondisi tertentu si anak kemudian tak bisa mengendalikan buang air lagi sehingga terjadilah encopresis.

Anak yang mengalami encopresis di usia sekolah bukan berarti dia mengalami kemunduran atau regresi. Untuk melihat apakah ada sesuatu yang serius tentunya harus memperhatikan seluruh aspek perkembangan si anak. "Apakah perkembangan bahasa, motorik, dan kognitifnya juga ikut mengalami regresi atau tidak."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar