Kamis, 15 April 2010

Pengobatan

Pengobatan untuk sindrom Asperger dapat dilakukan dengan memberikan perawatan medis seperti pemberian obat-obatan jika disertai dengan kecemasan oleh penderita. Anak juga dapat diajarkan menjalin hubungan interaksi dengan anak-anak sebayanya, diajarkan mengenal dan membaca perilaku orang lain, membantu anak mengontrol emosinya serta diajarkan untuk mengenal situasi sulit agar anak dapat terlibat dengan hal-hal baru. Selain itu orang tua juga harus bersikap sabar dan penuh kasih sayang terhadap anak penderita sindrom Asperger. Mereka harus lebih sering mengajak anak berbicara dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh si anak dan jangan lupa berikan pujian jika anak si anak dapat menyelesaikan tugas yang oarng tua berikan.

Kriteria Diagnostik untuk Sindrom Asperger

- Gangguan nonverbal (menghindari tatapan mata, kesulitan memahami ekspresi wajah)
- Tidak dapat mengontrol emosi
- Tidak mampu berhubungan sosial dengan teman sebaya
- Perilaku dan minat aktivitasnya terbatas, berulang dan stereoptik
- Suka menjentikkan jari atau memuntirkan tangan atau gerakan kompleks seluruh tubuh

Gejala

Penderita sindrom Asperger akan mengalami kesulitan dalam komunikasi verbal seperti kesulitan memahami maksud percakapan orang lain dan gangguan nonverbal seperti menghindari kontak mata, keterbatasan dalam memahami suatu topik, kesulitan dalam bergerak serta bentuk tubuh yang berbeda dengan orang lain, naïf, kurang empati dan tidak mampu mengontrol emosinya serta kesulitan dalam berhubungan sosial.

Penyebab Sindrom Asperger

Diperkirakan kemunculan sindrom ini disebabkan oleh adanya gangguan struktur otak yang mempengaruhi kerja susunan syaraf terhadap cara kontrol otak dan perilaku.

Pemahaman Sindrom Asperger

Sindrom Asperger memiliki kemiripan dengan gejala autisme, namun dilihat dari kemampuan linguistik dan kognitif sindrom ini berbeda dengan autism. Penderita sindrom Asperger relatif tidak mengalami penurunan, bahkan dengan IQ yang relatif tinggi atau rata-rata (ini berarti sebagian besar Asperger bisa hidup secara mandiri). Sindrom ini juga bukan merupakan penyakit mental.

Seorang penderita sindrom Asperger memiliki kesulitan untuk memahami bentuk-bentuk komunikasi nonverbal serta kata-kata yang memiliki banyak makna, ia hanya memahami arti kata seperti yang terdapat dalam kamus. Para penderita sindrom Asperger tidak mengetahui bagaimana memahami ironi, sarkasme dan penggunaan bahasa slang, terlebih lagi untuk memahami mimik muka/ekspresi orang lain. Mereka juga tidak tahu bagaimana cara untuk berkomunikasi dengan orang lain dan cenderung menjadi pemalu.

Para dokter melihat penderita sindrom Asperger seperti bukan sebagai seorang autism tetapi ketika dilihat, otak mereka bekerja secara berbeda disbanding orang lain. Dalam beberapa hal seperti matematika dan hitung-hitungan, tulisan serta pemrograman komputer mereka cenderung lebih baik. Banyak penderita sindrom Asperger memiliki cara penulisan yang lebih baik dibandingkan dengan cara berbicara dengan orang lain. Mereka juga memiliki minat yang khusus yang mereka tekuni dan bahkan mereka menekuninya dengan sangat detail serta mereka justru akan menemukan hal-hal kecil yang orang lain sering melewatkannya.

Kelemahan penderita sindrom Asperger adalah mereka tidak dapat mengontrol keseimbangan tubuh dan bagaimana tubuh bergerak. Mereka akan mengalami masalah yang melibatkan pergerakan tubuh seperti halnya olah raga atau bahkan jalan kaki, mereka terkadang akan terpeleset. Mereka juga memiliki kebiasaan grogi/nervous.

SINDROM ASPERGER

Definisi

Sindrom Asperger (Asperger Disorder) adalah gejala kelainan perkembangan syaraf otak dimana penderitanya mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungan. Sindrom ini ditemukan oleh Hans Asperger, seorang dokter spesialis anak asal Wina pada tahun 1944. Ia menjelaskan pola perilaku dari beberapa anak laki-laki yang memiliki tingkat intelegensi dan perkembangan bahasa yang normal, namun memperlihatkan perilaku yang mirig gejala autism serta mengalami kekurangan dalam kemampuan berhubungan sosial dan kecakapan kominikasi.

Pengobatan

Pengobatan untuk sindrom Rett dapat dilakukan melali perawatan medis atau melalui terapi-terapi. Perawatan yang dapat dilakukan melalui medis diantaranya dengan memberikan obat yang dapat mengendalikan kejang-kejang dan kekakuan otot pasien, obat untuk membantu kesulitan bernafas dan obat untuk mengurangi kekakuan selama kemunduran motorik anak. Sedangkan terapi yang dapat dilakukan untuk membantu pasien sindrom Rett dapat dilakukan dengan melakukan terapi wicara. Terapi wicara ini dapat membantu anak untuk berkomunikasi secara verbal. Selain itu terapi fisik juga diperlukan untuk membantu pasien mempertahankan keseimbangan, berjalan dan fleksibilitas, dan terapi perilaku yang berguna untuk mengendalikan perilaku melukai diri sendiri

Komplikasi

Komplikasi

Kebanyakan anak dengan gangguan Rett mengalami permasalahan dalam makan, sehingga anak dengan gangguan ini memiliki berat badan dibawah rata-rata anak normal. Untuk mendapatkan makanan bergizi, beberapa anak harus mendapatkan makanan melali infus. Beberapa komplikasi anak dengan gangguan Rett diantaranya :

- Perubahan bentuk tubuh yang kurang normal disbanding anak seusianya
- Gangguan pernafasan (Cardiac Dysrhythmias)
- Rapuh tulang
- Scoliosis

Tahap Gngguan Sindrom Rett

- Stage I
Gejala gangguan ini dimulai pada usia 6 sampai 18 bulan usia bayi. Pada tahap ini bayi mulai menghindari kontak mata dan kehilangan minat pada benda-benda mainan. Pada tahap ini bayi mengalami keterlambatan dalam merangkak dan duduk.

- Stage II
Gejala gangguan ini dimulai pada usia 1- 4 tahun, beberapa gangguan yang muncul :
- Kehilangan kemampuan untuk berbicara
- Mengulang-ulang perbuatan yang sama
- Suka menggerakan tangan seperti mencuci
- Menangis atau menjerit tanpa adanya penyebab jelas
- Hambatan atau kesulitan dalam berjalan

- Stage III
Gejala gangguan ini berkisar antara usi 2-10 tahun. Meskipun gangguan gerak terus berlanjut, anak dengan gangguan Rett masih mengalami perkembangan perilaku. Beberapa gangguan lain pada tahap ini :
- Sering menangis atau menjerit tanpa sebab yang jelas
- Perilaku waspada
- Permasalahan atensi
- Hambatan dalam komunikasi nonverbal

- Stage IV
Tahapan gangguan ini merupakan lanjutan dari stage sebelumnya, gejala yang muncul pada usia relative terutama pada ebilitas (kemampuan) mobilitas diri. Gangguan yang muncul berupa gangguan komunikasi, kesulitan dalam memahami bahasa dan gangguan psikomotorik pada tangan. Penderita gangguan Rett terlihat lemah dan beberapa diantaranya didiagnosa mengidap Scoliosis. Beberapa fakta, pada tahap ini terjadinya penurunan perilaku mengulang dan bermain-main jari.

Banyak pasien dengan gangguan Rett meninggal secara tiba-tiba pada saat tidur. Diperkirakan adanya kerusakan syaraf otak yang berhubungan dengan system pernafasan, kondisi ini disebut dengan Sudden Infant Death Syndrom (SIDS). Rata-rata usia pasien dengan sindrom Rett dapat bertahan hidup 40-50 tahun. Hamper keseluruhan hidup pasien membutuhkan pertolongan dari orang lain.

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Rett

- Perkembangan prenatal dan perinatal yang tampak normal
- Perkembangan psikomotor yang tampak normal selama enam bulan pertama setelah lahir
- Lingkaran kepala normal saat lahir
- Kemunduran ketrampilan tangan yang sebelumnya telah dicapai dengan diikuti perkembangan gerakan tangan stereoptipik, misalnya memuntirkan tangan atau gerekan seperti mencuci.
- Gerakan tubuh yang terkoordinasi secara buruk
- Gangguan pada perkembangan bahasa ekspresif dan reseptif dengan reterdasi psikomotor yang buruk.
- Hilangnya keterlibatan social

Gejala

Gejala kemunculan adanya gangguan Rett sifatnya sangat bervariatif antara satu anak dengan anak lain. Gejala yang secara umum sering muncul ialah adanya gangguan dalam fungsi motorik si anak dalam menggunakan tangan, berjalan, berbicara, mengunyah dan bahkan adanya gangguan dalam bernafas. Namun bayi dengan sindrom Rett pada awal perkembangannya terlihat normal, akan tetapi gangguan ini sebenarnya sedah dibawa sejak lahir, gangguan berkembang lambat dan akan nampak jelas ketika usia anak menjelang 18 bulan. Bayi dengan gangguan ini akan mengalami kemunduran dalam perkembangannya. Bentuk-bentuk kemunduran dapat berupa gerakan tangan menjadi tidak terkendali, gerakan yang terarah hilang disertai dengan gangguan komunikasi dan penarikan diri secara emosional. Selain itu gerakan oto juga makin tidak terkoordinasi.

Penyebab

Penyebab gangguan ini tidak diketahui dengan pasti, namun kebanyakan kasus disebabkan oleh faktor mutasi genetik yang terjadi secara tiba-tiba. Sampai saat ini masih terus dilakukan penelitian yang lebih mendalam penyebab dan pencegahan terjadinya gangguan ini.

GANGGUAN RETT

Definisi

Gangguan Rett (Rett Syndrom) merupakan gangguan genetika yang mengakibatkan adanya gangguan perkembangan otak yang dikenalkan oleh Andreas Rett (1965). Gangguan ini muncul lebih banyak pada anak perempuan dibandingkan laki-laki. Gangguan ini mirip sekali dengan gangguan autis, sehingga sindrom Rett juga dikenal sebagai gangguan spectrum autism (autism spectrum disorder) ASDs.

Gangguan Rett dan gangguan lain seperti gangguan autism, sindrom asperger, gangguan disintegrative pada anak dan gangguan perkembangan pervasif yang tidak terdefinisikan oleh American Psychiatrik Assosiation (APA) diklasifikasikan sebagai gangguan perkembangan pervasif (Perfasive Development Disorder).

ULASAN KESIMPULAN

Gangguan belajar (Learning Disorder) merupakan gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi anak dengan kemampuan akademik yang seharusnya sudah dapat dicapai oleh anak seusianya.

Anak dengan gangguan belajar bisa mengalami kesulitan komunikasi. Beberapa anak mulanya menjadi frustasi dan kemudian mengalami masalah tingkah laku, seperti menjadi hiperaktif, menarik diri, malu, atau agresif.
Anak yang tidak membaca atau belajar pada tingkatan yang diharapkan dalam kemampuan verbal atau kecerdasa harus segera dievaluasi.

Berbagai gangguan psikiatri sering mendasari timbulnya kesulitan belajar pada anak, seperti reterdesi mental, gangguan tingkah laku, gangguan depresif dan lain-lain. Anak dengan gangguan belajar mengalami penurunan kualitas hidup sehingga berdampak dalam pengembangannya dikemudian hari. Deteksi dini haruslah segera dilakukan oleh tenaga professional sehingga anak dapat kembali berprestasi

Orang tua merupakan peran penting bagi anak dalam meningkatkan prestasi belajar mereka, sebab orang tua mempunyai waktu yang cukup untuk membimbing anak dalam belajar dibanding guru di sekolah. Oleh karena itu sebisa mungkin orang tua harus menghindari komentar-komentar negatif kepada si anak, berikan kesempatan kepada si anak bila ingin mencoba menyelesaikan pekerjaan rumahnya sendiri.

Orang tua tidak boleh melontarkan keluhan, kemarahan, kekecewaan, dan keputus asaannya didepan anak karena akibat dari hal tersebut anak akan merasa lebih terpojok, ia akan menuding dirinya sebagai anak yang bodoh, lambat dan berbeda. Mereka menjadi malu, rendah diri dan berprilaku nakal, agresif, impulsive bahkan menarik diri untuk menutupi kekurangannya.

PENGOBATAN UNTUK GANGGUAN BELAJAR

Pengobatan yang paling baik adalah pendidikan yang secara hati-hati disesuaikan dengan individu anak, seperti membatasi makanan aditif, menggunakan vitamin dalam jumlah besar, dan menganalisa sistem anak untuk trace mineral. Tidak ada obat-obatan yang cukup efektif pada pencapaian akademis, intelegensi, dan kemampuan pembelajaran umum. Karena beberapa anak dengan gangguan belajar juga mengalami ADHD, obat-obatan tertentu, seperti methylphenidate, bisa meningkatkan perhatian dan konsentrasi, meningkatkan kemampuan anak untuk belajar.

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ANAK DENGAN KESULITAN BELAJAR

Orang tua merupakan peran penting bagi anak dalam meningkatkan prestasi belajar mereka, sebab orang tua mempunyai waktu yang cukup untuk membimbing anak dalam belajar dibanding guru di sekolah.

Orang tua dapat memilih waktu yang baik untuk belajar si anak, buku yang digunakan di sekolah pun dapat dipakai dalam membimbing anak di rumah. Orang tua dapat melatih anak untuk mendiskusikan isi suatu buku dengan hanya melihat judul sampulnya sebelum anak mulai membaca, mereka juga dapat menggunakan alat peraga yang berwarna menarik dalam melatih anak mengenal angka atau huruf, anak juga harus dilatih mengenal tanda dalam matematika dengan memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari, dan sebisa mungkin orang tua juga harus menghindari komentar-komentar negatif kepada si anak, berikan kesempatan kepada si anak bila ingin mencoba menyelesaikan pekerjaan rumahnya sendiri, serta yang terpenting orang tua harus menciptakan suasana belajar yang nyaman dan tenang atau mungkin membantu anak belajar sambil bermain.

DAMPAK KESULITAN BELAJAR

Kesulitan belajar yang terjadi pada anak tidak hanya berdampak bagi pertumbuhan dan perkembangan anak tetapi juga berdampak dalam kehidupan keluarga dan mempengaruhi interaksi anak dengan lingkungannya.
Dalam keluarga dampak dari gangguan belajar mengakibatkan hubungan yang tidak harmonis karena terjadinya sikap saling menyalahkan antara kedua orang tua. Orang tua merasa frustasi, marah, kecewa, putus asa dan menolak dengan kondisi ini. Akhirnya akibat dari hal tersebut anak merasa lebih terpojok, ia akan menuding dirinya sebagai anak yang bodoh, lambat dan berbeda. Mereka menjadi malu, rendah diri dan berprilaku nakal, agresif, impulsive bahkan menarik diri untuk menutupi kekurangannya. Mereka juga akan mengalami kesulitan berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.

JENIS GANGGUAN BELAJAR

- Kemampuan membaca (Disleksia)

Disleksia adalah gangguan belajar yang dialami anak dalam hal membaca dan menulis. Anak dengan disleksia akan melihat tulisan seolah campur aduk sehingga sulit dibaca dan dimengerti, misal “Liburan sekolah tahun lalu Ardi ikut ayah ke kampung halamannya” akan tetapi oleh anak dengan gangguan disleksia menjadi “Liran sekah tan llu rdi it aah ke kaung halanya” atau “LiburansekolahtahunlaluArdiikutayahkekampunghalamannya”.

Dalam hal ini mereka bukan mengalami keterlambatan intelektual, gangguan memang terjadi di otak ketika pesan yang dikirim tercampur aduk sehingga sulit dipahami. Mereka akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas sekolah.
Bila anak mengalami gangguan ini segera periksakan ke psikolog atau psikiater agar bisa ditentukan penanganannya. Anak akan diajari cara baru mengingat bunyi huruf P dan B yang hamper mirip bunyinya.

Terapi untuk gangguan membaca adalah pendekatan pendidikan pengobatan (remedial educational approach). Seperti dalam psikoterapi, hubungan ahli terapi dan pasien adalah penting untuk keberhasilan hasil terapi dalam terapi pendidikan pengobatan.
Anak-anak dengan gangguan membaca harus ditempatkan dalam kelas yang sedekat mungkin dengan tingkat fungsional sosialnya dan diberikan tugas pengobatan khusus dalam membaca. Masalah emosional dan perilaku yang ada bersama-sama harus diobati dengan cara psikoterapi yang sesuai. Konseling parental mungkin juga menolong.

Jika pengobatan diberikan segera, kadang-kadang dapat dihentikan. Pada kasus yang berat dan tergantung pada pola kelemahan dan kekuatan, pengobatan dapat dilanjutkan sampai tahun-tahun sekolah menengah pertama dan atas.
Anak-anak yang telah pulih dari gangguan membaca awal adalah banyak ditemukan dalam keluarga dengan latar belakang sosioekonomi yang maju.

- Kemampuan berhitung (Diskalkulia)

Menurut Jacinta F. Rini, M.Psi, disleksia dikenal juga dengan “math difficult” karena menyangkut gangguan pada kemampuan kalkulasi secara matematis. Hal ini biasanya ditandai dengan munculnya kesulitan belajar dan mengerjakan tugas yang melibatkan angka atau symbol matematis. Gangguan ini dapat dilatarbelakangi karena kelemahan pada proses melihat atau visual atau fobia matematika.

Ciri-cirinya tingkat perkembangan bahasa dan kemampuan lain normal, bahkan mempunyai memori visual yang baik dalam merekam kata-kata tertulis, sulit melakukan hitungan matematis, misalnya menghitung transaksi (belanja), menjumlah, mengurangi, membagi, mengali dan sulit memahami konsep hitungan angka atau urutan, terkadang mengalami disorientasi waktu dan arah, missal saat ditanya jam berapa sekarang, tidak mampu membaca peta atau petunjuk arah, mengalami hambatan dalam mempelajari musik karena sulit memahami notasi dan urutan nada.

Gangguan ini biasanya tampak pada saat anak berusia 8 tahun (kelas tiga). Pada beberapa anak gangguan tampak pada usia 6 tahun (kelas satu), dan pada anak lain tidak terlihat sampai usia 10 tahun (kelas lima) atau lebih lambat. Komplikasinya adalah kesulitan akademik yang terus menerus, konsep diri yang buruk, depresi, dan frustasi. Komplikasi tersebut selanjutnya dapat menyebabkan keengganan masuk sekolah, membolos, atau gangguan konduksi.

Terapi yang paling efektif saat ini untuk gangguan diskalkulia adalah pendidikan pengobatan.

- Kemampuan menulis (Disgrafia)

Gangguan kemampuan ini meliputi hambatan secara fisik, seperti tidak dapat memegang pensil dengan mantap atau tulisan tangannya buruk. Anak dalam gangguan ini sebenarnya kesulitan dalam mengharmonisasikan ingatan dengan penguasaan gerak otot secara otomatis saat menulis huruf dan angka. Kesulitan dalam menulis seringkali juga disalah persepsikan sebagai kebodohan, akibatnya anak mengalami frustasi karena pada dasarnya ia ingin sekali mengekspresikan dan mentransfer pikiran dan pengetahuannya dalam bentuk tulisan, hanya saja ia mengalami hambatan.

Ciri-cirinya ada ketidakkonsistenan bentuk huruf dalam tulisan, saat menulis penggunaan huruf besar dan huruf kecil masih tercampur, anak tampak berusaha keras mengkomunikasikan suatu ide, pengetahuan dan pemahamannya lewat tulisan, anak juga akan mengalami kesulitan dalam memegang bolpoin atau pensil, berbicara pada diri sendiri ketika sedang menulis, mengalami kesulitan meskipun hanya menyalin contoh tulisan yang sudah ada.

Terapi yang terbaik adalah pendidikan pengobatan. Terapi gangguan ini memerlukan hubungan yang baik antara pasien dengan ahli terapi, seperti dalam psikoterapi. Keberhasilan atau kegagalan dalam mempertahankan motivasi pasien sangat mempengaruhi keberhasilan terapi jangka panjang.

JENIS GANGGUAN FISIK DAN PSIKIATRIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN TIMBULNYA KESULITAN BELAJAR

- Gangguan Fisik
Gangguan dalam sistem saraf pusat anak, pendengaran atau pengelihatannya, misalnya karena ada infeksi baik secara langsung atau tidak, trauma pada otak, penyakit bawaan, gangguan konduksi listrik (epilepsi), dan lain-lain.

- Gangguan Psikiatrik
1. Retardasi Mental, ditandai oleh tingkat kecerdasan anak yang berada dibawah rata-rata. Anak akan mengalami kesulitan dalam mengurus dirinya sendiri, melakukan pekerjaan rumah dan berinteraksi dengan lingkungan.
2. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif, ciri utamanya anak kesulitan untuk memusatkan perhatian pada lebih dari satu situasi yang disebabkan karena kelainan fungsi inhibisi perilaku dan control diri.
3. Gangguan Tingkah Laku, anak yang mengalami gangguan ini akan mengalami kenakalan, sulit diatur, suka melawan, sering membolos, malas, motivasi belajar kurang, kurang disiplin dan perilaku anti sosial lainnya.
4. Depresi, anak dengan gangguan ini akan sering menyendiri, sering melamun, perasaan sedih yang berkepanjangan, kurang atau berlebihan nafsu makan, sulit tidur, kurang bertenaga, merasa rendah diri, sulit konsentrasi, merasa putus asa, dan hipo/hiperaktifitas.

DIAGNOSA GANGGUAN BELAJAR

Anak yang tidak membaca atau belajar pada tingkatan yang diharapkan dalam kemampuan verbal atau kecerdasa harus segera dievaluasi.

Dokter meneliti anak tersebut dengan melakukan rangkaian tes kecerdasan, baik verbal maupun non verbal, dan tes akademik pada membaca, menulis, dan keahlian aritmatik.

GEJALA PADA GANGGUAN BELAJAR

Pada anak kecil kemungkinan mereka akan mengalami kelambatan dalam mengenal nama-nama warna atau huruf, dalam menyebutkan kata-kata untuk objek yang dikenal, dalam menghitung, dan pada awal belajar lainnya. Dalam belajar membaca dan menulis kemungkinan tertunda. Gejala-gejala lain dapat berupa berhenti bicara, dan ingatan dengan jangka waktu yang pendek. Anak tersebut bisa mengalami kesulitan dengan aktifitas yang membutuhkan koordinasi motor yang baik.

Anak dengan gangguan belajar bisa mengalami kesulitan komunikasi. Beberapa anak mulanya menjadi frustasi dan kemudian mengalami masalah tingkah laku, seperti menjadi hiperaktif, menarik diri, malu, atau agresif.

PENYEBAB GANGGUAN BELAJAR

Meskipun penyebab gangguan belajar tidak diketahui sepenuhnya. Gangguan belajar termasuk kelainan pada proses dasar yang berhubungan dalam memahami atau menggunakan ucapan atau penulisan bahasa atau numerik dan pertimbangan ruang.

Diperkirakan 3 sampai 15% anak bersekolah di Amerika Serikat memerlukan pelayanan pendidikan khusus untuk menggantikan gangguan belajar. Pada anak laki-laki dengan gangguan belajar bisa melebihi anak gadis (5:1), meskipun anak perempuan seringkali tidak dikenali atau terdiagnosa mengalami gangguan belajar.

Kebanyakan anak dengan gangguan belajar perilakunya akan terlihat kurang baik di sekolah. Namun, pada beberapa anak dapat menyembunyikan masalah mereka dengan baik, oleh karena itu dibutuhkan waktu pengobatan yang lebih lama.

PENGERTIAN GANGGUAN BELAJAR

Gangguan belajar (Learning Disorder) itu sendiri merupakan gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi anak dengan kemampuan akademik yang seharusnya sudah dapat dicapai oleh anak seusianya.

Gangguan belajar meliputi kemampuan untuk memperoleh, menyimpan, atau menggunakan keahlian khusus atau informasi secara luas, dihasilkan dari kekurangan perhatian, ingatan, atau pertimbangan dan mempengaruhi performa akademi.

Gangguan belajar sangat berbeda dari keterlambatan mental, gangguan belajar hanya mempengaruhi fungsi tertentu, sedangkan pada anak dengan keterlambatan mental, kesulitan mempengaruhi fungsi kognitif secara luas. Terdapat tiga jenis gangguan belajar : gangguan membaca, gangguan menuliskan ekspresi, dan gangguan matematik.

Gangguan belajar yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan berbagai bentuk gangguan emosional yang akan berdampak buruk bagi perkembangan anak dikemudian hari. Karena itu kepekaan orangtua, guru dan orang disekitar sangat membantu dalam mendeteksi dini kesulitan belajar, sehingga anak akan memperoleh penanganan sebaik mungkin sebelum semuanya terlambat.

GANGGUAN BELAJAR

Dalam memenuhi tuntutan perkembangan jaman dibutuhkan modal agar kita dapat sukses memenuhi tuntutan ini, dan modal yang terpenting adalah kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Salah satu faktor terpenting dari sumber daya manusia adalah adanya kecerdasan dari pendidikan yang baik. Namun, tidak semua anak mampu mengkomunikasikan kecerdasannya dengan baik. Kondisi seperti inilah yang akhirnya mengakibatkan si anak mengalami kesulitan dalam belajar (anak akan merasa tertekan).

Selasa, 13 April 2010

Gangguan Belajar

GANGGUAN BELAJAR

Dalam memenuhi tuntutan perkembangan jaman dibutuhkan modal agar kita dapat sukses memenuhi tuntutan ini, dan modal yang terpenting adalah kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Salah satu faktor terpenting dari sumber daya manusia adalah adanya kecerdasan dari pendidikan yang baik. Namun, tidak semua anak mampu mengkomunikasikan kecerdasannya dengan baik. Kondisi seperti inilah yang akhirnya mengakibatkan si anak mengalami kesulitan dalam belajar (anak akan merasa tertekan).

PENGERTIAN GANGGUAN BELAJAR

Gangguan belajar (Learning Disorder) itu sendiri merupakan gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi anak dengan kemampuan akademik yang seharusnya sudah dapat dicapai oleh anak seusianya.

Gangguan belajar meliputi kemampuan untuk memperoleh, menyimpan, atau menggunakan keahlian khusus atau informasi secara luas, dihasilkan dari kekurangan perhatian, ingatan, atau pertimbangan dan mempengaruhi performa akademi.

Gangguan belajar sangat berbeda dari keterlambatan mental, gangguan belajar hanya mempengaruhi fungsi tertentu, sedangkan pada anak dengan keterlambatan mental, kesulitan mempengaruhi fungsi kognitif secara luas. Terdapat tiga jenis gangguan belajar : gangguan membaca, gangguan menuliskan ekspresi, dan gangguan matematik.

Gangguan belajar yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan berbagai bentuk gangguan emosional yang akan berdampak buruk bagi perkembangan anak dikemudian hari. Karena itu kepekaan orangtua, guru dan orang disekitar sangat membantu dalam mendeteksi dini kesulitan belajar, sehingga anak akan memperoleh penanganan sebaik mungkin sebelum semuanya terlambat.

PENYEBAB

Meskipun penyebab gangguan belajar tidak diketahui sepenuhnya. Gangguan belajar termasuk kelainan pada proses dasar yang berhubungan dalam memahami atau menggunakan ucapan atau penulisan bahasa atau numerik dan pertimbangan ruang.

Diperkirakan 3 sampai 15% anak bersekolah di Amerika Serikat memerlukan pelayanan pendidikan khusus untuk menggantikan gangguan belajar. Pada anak laki-laki dengan gangguan belajar bisa melebihi anak gadis (5:1), meskipun anak perempuan seringkali tidak dikenali atau terdiagnosa mengalami gangguan belajar.

Kebanyakan anak dengan gangguan belajar perilakunya akan terlihat kurang baik di sekolah. Namun, pada beberapa anak dapat menyembunyikan masalah mereka dengan baik, oleh karena itu dibutuhkan waktu pengobatan yang lebih lama.

GEJALA

Pada anak kecil kemungkinan mereka akan mengalami kelambatan dalam mengenal nama-nama warna atau huruf, dalam menyebutkan kata-kata untuk objek yang dikenal, dalam menghitung, dan pada awal belajar lainnya. Dalam belajar membaca dan menulis kemungkinan tertunda. Gejala-gejala lain dapat berupa berhenti bicara, dan ingatan dengan jangka waktu yang pendek. Anak tersebut bisa mengalami kesulitan dengan aktifitas yang membutuhkan koordinasi motor yang baik.

Anak dengan gangguan belajar bisa mengalami kesulitan komunikasi. Beberapa anak mulanya menjadi frustasi dan kemudian mengalami masalah tingkah laku, seperti menjadi hiperaktif, menarik diri, malu, atau agresif.

DIAGNOSA

Anak yang tidak membaca atau belajar pada tingkatan yang diharapkan dalam kemampuan verbal atau kecerdasa harus segera dievaluasi.


Dokter meneliti anak tersebut dengan melakukan rangkaian tes kecerdasan, baik verbal maupun non verbal, dan tes akademik pada membaca, menulis, dan keahlian aritmatik.

JENIS GANGGUAN FISIK DAN PSIKIATRIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN TIMBULNYA KESULITAN BELAJAR

- Gangguan Fisik

Gangguan dalam sistem saraf pusat anak, pendengaran atau pengelihatannya, misalnya karena ada infeksi baik secara langsung atau tidak, trauma pada otak, penyakit bawaan, gangguan konduksi listrik (epilepsi), dan lain-lain.

- Gangguan Psikiatrik

1. Retardasi Mental, ditandai oleh tingkat kecerdasan anak yang berada dibawah rata-rata. Anak akan mengalami kesulitan dalam mengurus dirinya sendiri, melakukan pekerjaan rumah dan berinteraksi dengan lingkungan.

2. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif, ciri utamanya anak kesulitan untuk memusatkan perhatian pada lebih dari satu situasi yang disebabkan karena kelainan fungsi inhibisi perilaku dan control diri.

3. Gangguan Tingkah Laku, anak yang mengalami gangguan ini akan mengalami kenakalan, sulit diatur, suka melawan, sering membolos, malas, motivasi belajar kurang, kurang disiplin dan perilaku anti sosial lainnya.

4. Depresi, anak dengan gangguan ini akan sering menyendiri, sering melamun, perasaan sedih yang berkepanjangan, kurang atau berlebihan nafsu makan, sulit tidur, kurang bertenaga, merasa rendah diri, sulit konsentrasi, merasa putus asa, dan hipo/hiperaktifitas.

JENIS GANGGUAN BELAJAR

- Kemampuan membaca (Disleksia)

Disleksia adalah gangguan belajar yang dialami anak dalam hal membaca dan menulis. Anak dengan disleksia akan melihat tulisan seolah campur aduk sehingga sulit dibaca dan dimengerti, misal “Liburan sekolah tahun lalu Ardi ikut ayah ke kampung halamannya” akan tetapi oleh anak dengan gangguan disleksia menjadi “Liran sekah tan llu rdi it aah ke kaung halanya” atau “LiburansekolahtahunlaluArdiikutayahkekampunghalamannya”.

Dalam hal ini mereka bukan mengalami keterlambatan intelektual, gangguan memang terjadi di otak ketika pesan yang dikirim tercampur aduk sehingga sulit dipahami. Mereka akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas sekolah.

Bila anak mengalami gangguan ini segera periksakan ke psikolog atau psikiater agar bisa ditentukan penanganannya. Anak akan diajari cara baru mengingat bunyi huruf P dan B yang hamper mirip bunyinya.

Terapi untuk gangguan membaca adalah pendekatan pendidikan pengobatan (remedial educational approach). Seperti dalam psikoterapi, hubungan ahli terapi dan pasien adalah penting untuk keberhasilan hasil terapi dalam terapi pendidikan pengobatan.

Anak-anak dengan gangguan membaca harus ditempatkan dalam kelas yang sedekat mungkin dengan tingkat fungsional sosialnya dan diberikan tugas pengobatan khusus dalam membaca. Masalah emosional dan perilaku yang ada bersama-sama harus diobati dengan cara psikoterapi yang sesuai. Konseling parental mungkin juga menolong.

Jika pengobatan diberikan segera, kadang-kadang dapat dihentikan. Pada kasus yang berat dan tergantung pada pola kelemahan dan kekuatan, pengobatan dapat dilanjutkan sampai tahun-tahun sekolah menengah pertama dan atas.

Anak-anak yang telah pulih dari gangguan membaca awal adalah banyak ditemukan dalam keluarga dengan latar belakang sosioekonomi yang maju.

- Kemampuan berhitung (Diskalkulia)

Menurut Jacinta F. Rini, M.Psi, disleksia dikenal juga dengan “math difficult” karena menyangkut gangguan pada kemampuan kalkulasi secara matematis. Hal ini biasanya ditandai dengan munculnya kesulitan belajar dan mengerjakan tugas yang melibatkan angka atau symbol matematis. Gangguan ini dapat dilatarbelakangi karena kelemahan pada proses melihat atau visual atau fobia matematika.

Ciri-cirinya tingkat perkembangan bahasa dan kemampuan lain normal, bahkan mempunyai memori visual yang baik dalam merekam kata-kata tertulis, sulit melakukan hitungan matematis, misalnya menghitung transaksi (belanja), menjumlah, mengurangi, membagi, mengali dan sulit memahami konsep hitungan angka atau urutan, terkadang mengalami disorientasi waktu dan arah, missal saat ditanya jam berapa sekarang, tidak mampu membaca peta atau petunjuk arah, mengalami hambatan dalam mempelajari musik karena sulit memahami notasi dan urutan nada.

Gangguan ini biasanya tampak pada saat anak berusia 8 tahun (kelas tiga). Pada beberapa anak gangguan tampak pada usia 6 tahun (kelas satu), dan pada anak lain tidak terlihat sampai usia 10 tahun (kelas lima) atau lebih lambat. Komplikasinya adalah kesulitan akademik yang terus menerus, konsep diri yang buruk, depresi, dan frustasi. Komplikasi tersebut selanjutnya dapat menyebabkan keengganan masuk sekolah, membolos, atau gangguan konduksi.

Terapi yang paling efektif saat ini untuk gangguan diskalkulia adalah pendidikan pengobatan.

- Kemampuan menulis (Disgrafia)

Gangguan kemampuan ini meliputi hambatan secara fisik, seperti tidak dapat memegang pensil dengan mantap atau tulisan tangannya buruk. Anak dalam gangguan ini sebenarnya kesulitan dalam mengharmonisasikan ingatan dengan penguasaan gerak otot secara otomatis saat menulis huruf dan angka. Kesulitan dalam menulis seringkali juga disalah persepsikan sebagai kebodohan, akibatnya anak mengalami frustasi karena pada dasarnya ia ingin sekali mengekspresikan dan mentransfer pikiran dan pengetahuannya dalam bentuk tulisan, hanya saja ia mengalami hambatan.

Ciri-cirinya ada ketidakkonsistenan bentuk huruf dalam tulisan, saat menulis penggunaan huruf besar dan huruf kecil masih tercampur, anak tampak berusaha keras mengkomunikasikan suatu ide, pengetahuan dan pemahamannya lewat tulisan, anak juga akan mengalami kesulitan dalam memegang bolpoin atau pensil, berbicara pada diri sendiri ketika sedang menulis, mengalami kesulitan meskipun hanya menyalin contoh tulisan yang sudah ada.

Terapi yang terbaik adalah pendidikan pengobatan. Terapi gangguan ini memerlukan hubungan yang baik antara pasien dengan ahli terapi, seperti dalam psikoterapi. Keberhasilan atau kegagalan dalam mempertahankan motivasi pasien sangat mempengaruhi keberhasilan terapi jangka panjang.

DAMPAK KESULITAN BELAJAR

Kesulitan belajar yang terjadi pada anak tidak hanya berdampak bagi pertumbuhan dan perkembangan anak tetapi juga berdampak dalam kehidupan keluarga dan mempengaruhi interaksi anak dengan lingkungannya.

Dalam keluarga dampak dari gangguan belajar mengakibatkan hubungan yang tidak harmonis karena terjadinya sikap saling menyalahkan antara kedua orang tua. Orang tua merasa frustasi, marah, kecewa, putus asa dan menolak dengan kondisi ini. Akhirnya akibat dari hal tersebut anak merasa lebih terpojok, ia akan menuding dirinya sebagai anak yang bodoh, lambat dan berbeda. Mereka menjadi malu, rendah diri dan berprilaku nakal, agresif, impulsive bahkan menarik diri untuk menutupi kekurangannya. Mereka juga akan mengalami kesulitan berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ANAK DENGAN KESULITAN BELAJAR

Orang tua merupakan peran penting bagi anak dalam meningkatkan prestasi belajar mereka, sebab orang tua mempunyai waktu yang cukup untuk membimbing anak dalam belajar dibanding guru di sekolah.

Orang tua dapat memilih waktu yang baik untuk belajar si anak, buku yang digunakan di sekolah pun dapat dipakai dalam membimbing anak di rumah. Orang tua dapat melatih anak untuk mendiskusikan isi suatu buku dengan hanya melihat judul sampulnya sebelum anak mulai membaca, mereka juga dapat menggunakan alat peraga yang berwarna menarik dalam melatih anak mengenal angka atau huruf, anak juga harus dilatih mengenal tanda dalam matematika dengan memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari, dan sebisa mungkin orang tua juga harus menghindari komentar-komentar negatif kepada si anak, berikan kesempatan kepada si anak bila ingin mencoba menyelesaikan pekerjaan rumahnya sendiri, serta yang terpenting orang tua harus menciptakan suasana belajar yang nyaman dan tenang atau mungkin membantu anak belajar sambil bermain.

PENGOBATAN

Pengobatan yang paling baik adalah pendidikan yang secara hati-hati disesuaikan dengan individu anak, seperti membatasi makanan aditif, menggunakan vitamin dalam jumlah besar, dan menganalisa sistem anak untuk trace mineral. Tidak ada obat-obatan yang cukup efektif pada pencapaian akademis, intelegensi, dan kemampuan pembelajaran umum. Karena beberapa anak dengan gangguan belajar juga mengalami ADHD, obat-obatan tertentu, seperti methylphenidate, bisa meningkatkan perhatian dan konsentrasi, meningkatkan kemampuan anak untuk belajar.

ULASAN KESIMPULAN

Gangguan belajar (Learning Disorder) merupakan gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi anak dengan kemampuan akademik yang seharusnya sudah dapat dicapai oleh anak seusianya.

Anak dengan gangguan belajar bisa mengalami kesulitan komunikasi. Beberapa anak mulanya menjadi frustasi dan kemudian mengalami masalah tingkah laku, seperti menjadi hiperaktif, menarik diri, malu, atau agresif.

Anak yang tidak membaca atau belajar pada tingkatan yang diharapkan dalam kemampuan verbal atau kecerdasa harus segera dievaluasi.

Berbagai gangguan psikiatri sering mendasari timbulnya kesulitan belajar pada anak, seperti reterdesi mental, gangguan tingkah laku, gangguan depresif dan lain-lain. Anak dengan gangguan belajar mengalami penurunan kualitas hidup sehingga berdampak dalam pengembangannya dikemudian hari. Deteksi dini haruslah segera dilakukan oleh tenaga professional sehingga anak dapat kembali berprestasi

Orang tua merupakan peran penting bagi anak dalam meningkatkan prestasi belajar mereka, sebab orang tua mempunyai waktu yang cukup untuk membimbing anak dalam belajar dibanding guru di sekolah. Oleh karena itu sebisa mungkin orang tua harus menghindari komentar-komentar negatif kepada si anak, berikan kesempatan kepada si anak bila ingin mencoba menyelesaikan pekerjaan rumahnya sendiri.

Orang tua tidak boleh melontarkan keluhan, kemarahan, kekecewaan, dan keputus asaannya didepan anak karena akibat dari hal tersebut anak akan merasa lebih terpojok, ia akan menuding dirinya sebagai anak yang bodoh, lambat dan berbeda. Mereka menjadi malu, rendah diri dan berprilaku nakal, agresif, impulsive bahkan menarik diri untuk menutupi kekurangannya.