Sabtu, 19 Desember 2009

Menahan Marah

Masalah di rumah, di jalan, bahkan di kampus sering membuat saya menjadi kesal sendiri. Kenapa masalah nggak berhenti-berhenti yaa ?? Kalau pun masalah tersebut telah berhasil terselesaikan pasti ada saja masalah baru yang muncul, walaupaun kadar permasalahannya berbeda.

Di rumah, hanya gara-gara berebut remote TV dengan adik kita (saya) jadi kena marah orangtua. Ketika rasa kesal kita belum sepenuhnya hilang ada lagi masalah yang mengganggu. Saya biasanya suka rebut-rebutan dengan kakak saya untuk masuk kamar mandi. Bayangkan, hanya untuk masalah mandi saja sudah menimbulkan masalah baru lalu bagaimana dengan masalah lain diluar rumah ?? Mungkin kata yang bisa ucapkan adalah "tidak berani membayangkan" !!.

Walau biasanya masalah yang saya alami disuatu tempat tidak saya tampilkan ditempat lain namun, rasa marah didalam hati itu masih ada. Kesal karena merasa tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Akibatnya rasa marah, kesal dan kecewa itu menumpuk. Belum lagi jika ada tugas baru dari dosen, asap panas di kepala seolah telah mengepul seperti asap kereta api jaman dulu.

Tapi tahukah anda bahwa jika kita marah namun kemarahan itu tidak kita keluarkan akibatnya akan membuat kita menjadi tertekan dan jika terus berlanjut seperti itu akan menimbulkan stress yang lama-kelamaan ternyata bisa mengakibatkan kematian ?.

Kita atau para pekerja kantoran (karyawan) jika terus menerus menahan rasa kecewa dan marah tanpa mengeluarkannya maka akan mengakibatkan resiko terkena serangan jantung lebih tinggi dibanding mereka yang suka marah-marah dengan lantang. Jika ini yang terjadi sudah jelas bahwa kematianlah akibatnya. Selain itu ternyata orang yang introvert adalah orang yang termasuk dalam kelompok resiko tingkat tinggi ini, sebab mereka cenderung untuk mendiamkannya tanpa melakukan atau mengatakan apapun.

Bagaimana cara untuk menghindarinya ??
Salah satu cara yang paling tepat dan praktis adalah dengan sesegera mungkin mengeluarkan apa yang kita rasakan sebelum kemarahan-kemarahan itu makin menumpuk. Namun bukan berarti kita diharuskan menjadi pribadi yang pemarah. Jika memang anda tidak bisa melakukan cara tersebut anda bisa mencoba cara berikut ini :
  • Berolahraga. Olahraga secara teratur bisa mengurangi stres dan menjaga suasana hati dari rasa emosi yang sempat meluap-luap.
  • Coba menarik napas beberapa kali untuk mengurangi ketegangan dan membuat otot rileks.
  • Cobalah untuk berjalan-jalan ke tempat yang menyenangkan untuk berlibur atau sekedar melihat pemandangan.
  • Perbaiki komunikasi anda dengan orang lain yang sekiranya dapat memacu kemarahan anda. Diskusikan dengan baik apa yang dipermasalahkan dan perhatikan lawan bicara anda dengan baik.
  • Cobalah membuat suatu humor atau guyonan kecil untuk meredakan situasi yang tegang. Karena saya percaya bahwa humor bisa merilekskan pikiran, menciptakan keadaan yang santai akibat tekanan tadi, bisa membuat orang marah jadi tersenyum serta membuat hidup terasa semakin hidup.
Jadi jika anda sudah mulai dihadapkan dengan keadaan yang mulai menegangkan, cobalah untuk mengatur nafas anda, merilekskan pikiran anda dan coba mengingat sesuatu yang lucu menurut anda. Maka secara perlahan tanpa anda sadari senyum anda akan mulai mengembang dan meredakan ketegangan.

2 komentar:

  1. hi,.tyas
    misalkan kita punya tmen,.
    tmen qta buad salah,.truz kita kesel,..
    yaa karena dia tmen kita jd emosinya dtahan,..
    cuma karena ada rasa ga enakan,..
    gmn dong caranya biar kita ga nahan emosi,tp kita jg mau ksi tau klo tmen kita itu salah,..
    [misalkan mslhnya mslh kecil]
    thx..

    BalasHapus
  2. hii.. rida [!]
    ngk bilang-bilang mau koment

    caranya mungkin yaa itu tadi, mencoba perbaiki komunikasi dengan orang yang memicu kemarahan kita. Diskusikan dengan baik apa yang dipermasalahan. Justru karena itu teman kita, kita sebisa mungkin untuk tidak merusak hubungan dengannya. Kita harus beritahu dia jika memang dia bersalah, jangan karena kita tidak enak maka kita menutup-nutupi kesalahan dia. Kalau kita menutupi kesalahan tersebut maka jika suatu saat ia melakukan hal yang sama pada orang lain dan orang lain tersebut menegurnya maka bisa jadi bukannya sadar tapi dia malah marah pada orang tersebut. Lain ceritanya kalau sebelumnya kita telah menegurnya, mungkin ajj kalau dia melakukan hal itu lagi dan dia kemudian ditegur maka ia akan sadar bahwa perbuatannya memang salah, karena sebelumnya ia pernah melakukan hal itu dan telah ditegur oleh rida.

    kalau emang rida merasa ngk enak diomonginnya pelan-pelan ajj. Karena dia teman rida, jadi seenggaknya dia ud tau sifat rida gitu juga sebaliknya, jadi dia bisa lebih ngerti maksud rida dari pada dia harus ditegur orang lain.

    hee.. kayaknya gitu sehh dha caranya,
    makasii yaa komennya [!]

    BalasHapus